8 Frasa Ini Berbahaya Bagi Pernikahan (P2)
Sumber: Google

Marriage / 25 May 2015

Kalangan Sendiri

8 Frasa Ini Berbahaya Bagi Pernikahan (P2)

Theresia Karo Karo Official Writer
3006
Emosi sering digunakan sebagai ‘tameng’ saat kita mengucapkan kata-kata yang tidak terkontrol dan menyakitkan kepada orang lain. Misalnya, “saya sedang emosi, jadi wajar untuk mengatakan hal itu padanya.” 

Seharusnya ini bukan alasan untuk membenarkan sikap kita yang menyakiti orang lain. Karena setiap manusia telah diberi hikmat dalam penguasaan diri. Melanjutkan artikel sebelumnya, ‘8 Frasa Ini Berbahaya Bagi Pernikahan’, berikut empat frasa lainnya:

“Kamu kenapa sih?”
Dalam hubungan yang sehat, menyerang pribadi pasangan sama sekali tidak bisa diterima. Menurut terapis pernikahan Becky Whetstone, saat seseorang mengucapkan frasa ini, justru akan menyebabkan lawan bicaranya rendah diri. 

“Mengatakan frasa ini sama saja anda bertanya, ‘Kamu sebodoh itu?’. “Orang tua macam apa itu?’ Atau, ‘kamu itu mirip sekali dengan orang tuamu’, papar Whetstone.

“Saya tidak percaya padamu”
Suatu saat, mungkin kita mencurigai pasangan dan berpikir bahwa kita semakin dekat dengan kenyataan tentangnya. Alih-alih melemparkan tuduhan, kita berpikir bahwa akan lebih baik mengatakan, ‘saya tidak percaya padamu’.

Setiap pasangan tentu akan menghadapi saat-saat sulitnya. Saat kita mengatakan frasa ini kepada pasangan, sama saja seperti melempar ‘bara api’ dan berharap mengenainya, namun justru akan berbalik kearah anda. Oleh sebab itu, lebih baik bila kita mengubah kalimatnya, “saya agak kesulitan percaya bahwa kamu berkata jujur.”

“Jika kau benar-benar mencintaiku, kau akan …” 
Ini adalah salah satu bentuk pemerasan secara emosional. Saat frasa ini terucap, sama saja seperti sedang menekan pasangan dan menuntutnya untuk mengikuti ego anda. Dari pada memanipulasi pasangan dengan frasa ini, cobalah bersikap terbuka. Utarakan dengan jujur mengenai keinginan anda.

“Saya ingin cerai”
Frasa ini sangat ampuh untuk mengakhiri kehidupan rumah tangga. Masa pacaran tidak serupa dengan pernikahan. Saat berpacaran kita bisa bebas mengatakan ‘putus’ karena sudah tidak sejalan, namun hal ini tidak berlaku dalam pernikahan. Sebab pernikahan merupakan perjalanan seumur hidup. Oleh sebab itu jangan asal mengatakan kata cerai dalam pernikahan. Karena pesan dalam frasa ini sangat jelas, ‘the end’. 

Sumber : CNNIndonesia/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami